Flash fiction adalah karya fiksi yang sangat singkat, bahkan lebih ringkas daripada cerita pendek (cerpen). Walaupun tidak ada ukuran jelas tentang berapa ukuran maksimal sebuah flash fiction, umumnya karya ini lebih pendek dari 1000 atau 2000 kata. Sebagai perbandingan, ukuran cerita pendek (cerpen) berkisar antara 2.000 dan 20.000 kata.

Kamis, 13 Oktober 2011

Jangan Tanya Kenapa

Di beranda sebuah rumah, sepasang pengantin baru sedang asyik duduk santai sambil bercengkrama. "Dinda, kau adalah Cinderellaku," ucap si lelaki. "Dan kau adalah pangeranku, Kanda," jawab si wanita.

Si wanita melanjutkan pembicaraan dengan memberi sebuah pertanyaan, "Kanda, sesungguhnya menurut Dinda, begitu banyak wanita yang jauh lebih cantik dan menarik dibanding Dinda. Tapi kenapa Kanda tetap bersikeras memilih Dinda?"

Dengan penuh senyum, si lelaki menjawab, "Sulit bagi Kanda untuk menjawab pertanyaan Dinda. Janganlah Dinda tanya kenapa Kanda memilih Dinda, tapi tanyalah kenapa Tuhan memilihkan Dinda untuk diri Kanda. Dialah yang telah melahirkan perasaan itu di hati Kanda. Dan Kanda yakin, apa yang diberikan Tuhan, itu adalah yang terbaik."

Minggu, 28 Agustus 2011

Wanita di Seberang Malam

"Haiii, boleh kenalan gak? Sori nih, malam-malam sms."

"Kalau boleh tahu, ini siapa ya?"

"Aku adalah Wanita di Seberang Malam. Aku berharap bisa kenal lebih dekat sama kamu."

"Maaf. Kalau apa yg kamu maksud sama dengan apa yg kupikirkan, maaf sekali, saat ini saya lagi dekat sama seseorang. Kalau hanya kenal sebagai teman, saya gak masalah."

"Oh ya? Katanya kamu dulu punya teman dekat ya, yg katanya sekarang lagi studi di Amerika?"

"Iya. Tapi itu dulu. Sekarang kami udah putus."

"Kenapa putus? Gak sanggup ngejalanin long distance relationship ya?"

"Hehe. Tau aja. Tp kok kamu tau sih?"

"Aku tau dari teman kamu. Nomor kamu juga aku dapat dari teman kamu itu. Tapi jangan tanya siapa orangnya ya. Soalnya aku udah janji nggak bakal ngasih tau ke kamu siapa dia."

"Iya deh..."

"Ya udah. Sori banget ya. Aku nggak bermaksud gangguin kamu. Met malam..."

"Met malam juga..."

Kamis, 02 Juni 2011

Yang Terlalu Lama Tersimpan

Arif bertemu kembali dengan Hani setelah sekian lama. Mereka pun berbincang membicarakan masa-masa sekolah mereka dulu, ketika mereka masih satu kelas. Kini mereka bertemu kembali setelah masing-masing dewasa dan memiliki pekerjaan. Satu hal yang ingin Arif lakukan, mengungkapkan sesuatu tentang perasaannya kepada Hani yang dulu disimpannya rapat-rapat.

Namun sepertinya itu akan sia-sia. Hani mengungkapkan bahwa dirinya akan segera pergi jauh dan menetap di luar negeri karena tugas dari perusahaan tempat dia bekerja. "Aku harus pergi sekarang," ungkap Hani. Arif mencoba mencegahnya, "Tunggu... Sebelum kau pergi, aku ingin mengungkapkan sesuatu yang telah kupendam selama ini kepadamu. Jika aku telah mengungkapkannya, aku akan merasa lega dan rela melepas engkau pergi." Hani menuruti kata-kata Arif. Arif pun menggunakan kesempatan yang sedikit itu untuk berbicara mengenai perasaannya kepada Hani.

Tiba-tiba angin bertiup kencang. Perlahan Hani dilihatnya terbang menjadi debu dan menghilang entah ke mana. Arif menyadari hal itu, dan melepasnya dengan rela.

Arif terjaga dari tidurnya. Diingatnya mimpi yang baru saja terjadi. Perasaan lega menyelimuti hatinya. "Memang inilah yang seharusnya terjadi. Aku telah siap untuk hari-hariku yang baru, dan mulai belajar mengungkapkan sesuatu yang seharusnya tak aku simpan terlalu lama."

Sabtu, 14 Mei 2011

Keindahan

Dani melihatnya begitu indah. Menyenangkan pandangan matanya. Dani pun berjalan perlahan mendekatinya. Namun ketika didekati, dia menghilang begitu saja. Dengan wajah lesu, Dani pergi meninggalkannya. Dari kejauhan, dia coba memalingkan wajah ke belakang, dilihatnya lagi keindahan itu. Dia berlari mengejarnya. Tapi sayang sungguh disayang, ketika didekati, keindahan itu menghilang lagi. Kini Dani sadar, pelangi itu terlihat indah hanya jika dilihat dari kejauhan.

Sabtu, 23 April 2011

Memancing

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Fikri kepada Ihsan, temannya. "Aku memancing ikan," jawab Ihsan. "Ya, aku bisa melihatnya. Tapi bukankah di telaga ini tak pernah ada ikannya?" Dengan tenang Ihsan menjawab, "Ya, mungkin. Tapi harapan membuat aku tetap hidup sampai saat sekarang ini."

Selasa, 29 Maret 2011

Tak Ada yang Sia-Sia

Daun-daun berguguran di tepi jalan itu. Sesaat kemudian, seseorang datang dengan menenteng sapu dan bergumam, "Alhamdulillah. Tak ada yang sia-sia. Bahkan daun-daun yang berguguran ini telah mampu menghidupi sebuah keluarga."

Jumat, 25 Maret 2011

Terjebak Kondisi

Seorang pria duduk di sebuah halte sambil memandangi hujan dan berkata, "Huff... Hari ini sepi pembeli lagi. Mana ada orang yang mau membeli es krim di tengah hujan lebat begini?"

Baca Juga Flash Fiction di Bawah Ini