Flash fiction adalah karya fiksi yang sangat singkat, bahkan lebih ringkas daripada cerita pendek (cerpen). Walaupun tidak ada ukuran jelas tentang berapa ukuran maksimal sebuah flash fiction, umumnya karya ini lebih pendek dari 1000 atau 2000 kata. Sebagai perbandingan, ukuran cerita pendek (cerpen) berkisar antara 2.000 dan 20.000 kata.

Senin, 31 Januari 2011

The Right Dog on The Right Place

Seekor anjing tampak berjalan sambil mengendus dengan hidungnya, hingga sampailah ia di hadapan dinding sebuah bangunan yang bertuliskan: "Dilarang kencing di sini kecuali anjing." Anjing itu pun mengangkat satu kakinya dan menyiramkan air seninya di sana.

Minggu, 30 Januari 2011

Lihatlah Buktinya

"Pembangunan di negeri kita meningkat begitu pesat. Lihatlah buktinya... Betapa indahnya suasana kota," ucap Arya kepada rekan kerjanya. Sang rekan kerja pun menjawab, "Betul. Itu karena kita melihatnya dari jendela lantai 5 kantor kita."

Sabtu, 29 Januari 2011

Pak Bambang vs Pak Rahmat

Pak Bambang senang sekali bisa bertemu dengan Pak Rahmat, temannya semasa SMA dulu. "Wah, sudah lama sekali ya kita nggak ketemu. Gimana kabarnya keluargamu? Anak yang paling gede di mana sekarang?" tanya Pak Bambang ke Pak Rahmat.

"Alhamdulillah sehat-sehat semua, Pak Bambang. Yah, walau pun saya cuma jd buruh pabrik, Alhamdulillah kebutuhan keluarga kami masih terpenuhi. Yang paling gede udah tamat SMA dan sekarang kerja di sebuah rumah makan," jawab Pak Rahmat. "Pak Bambang sendiri gimana?" Pak Rahmat balik bertanya.

"Itulah Pak, anak sulung saya itu, yang kuliah di luar negeri, butuh biaya lagi buat kuliahnya. Katanya dia butuh mobil pula supaya kegiatan perkuliahannya lancar. Padahal udah saya beliin motor. Biaya hidup kayaknya udah makin tinggi aja. Biaya listrik untuk AC, kulkas, tv, biaya untuk BBM, gas elpiji, semuanya naik. Mana keuntungan perusahaan saya turun lagi bulan ini. Huff.. Pusing saya.." Pak Rahmat cuma tersenyum mendengar keluhan Pak Bambang.

Kamis, 27 Januari 2011

Cara Mengendarai Motor

Iman kebetulan bertemu dengan temannya, Teguh, ketika mereka sama-sama mengendarai motor di jalan raya. Dia merasa risih melihat cara Teguh mengendarai motornya dan kemudian berkata, "Jangan terlalu sering melihat ke belakang! Perhatikan jalan di depanmu!"

Rabu, 26 Januari 2011

Lukisan Raja Rimba

Raja Rimba berkeliling melihat keadaan negerinya yang tampak begitu tenang. "Negeri ini begitu bersih, tenang, dan damai," ujar Raja Rimba. Perdana Menteri yang berdiri di samping Raja Rimba, menanggapi ucapan Raja Rimba, "Itu semua berkat kepemimpinan Anda, Yang Mulia." Raja Rimba kemudian pergi pulang menuju istananya.

Tak berapa lama setelah kepergian Raja Rimba, para rakyat yang sejak tadi bersembunyi keluar dari persembunyiannya. Salah seorang dari mereka berkata, "Kenapa Perdana Menteri menghalang-halangi kita bertemu dengan Raja Rimba? Sesungguhnya kami ingin bicara dengan Raja Rimba tentang keadaan negeri yang sedang kacau."

Sementara itu Raja Rimba tersenyum memandangi lukisan di dinding istana yang begitu indah, lukisan yang memperlihatkan keadaan negeri yang bersih, tenang, dan damai yang dihadiahkan Perdana Menteri kepadanya.

Kasih Sayang

Seorang anak yatim bertanya kepada ibunya, "Ibu darimana? Kok sore baru pulang?" Sang ibu menjawab, "Ibu baru pulang kerja, Nak." Sang anak terdiam, lalu bertanya lagi, "Kenapa Ibu bekerja?" Sang ibu tersenyum seraya menjawab, "Karena kasih sayang."

"Apa itu kasih sayang, Bu?"

"Kasih sayang itu adalah sesuatu yang ikut hadir ketika engkau baru lahir," jawab sang Ibu.

Lari dari Masalah?

Orang-orang berkerumun di dekat rumah susun itu. Sepertinya ada kejadian tragis yang baru terjadi. Rio yang baru pulang dari kantornya mencoba menanyai salah seorang yang berkerumun. "Ada apa, Pak?" dia bertanya. Bapak itu menjawab, "Ada seseorang yang lari dari masalah kecil menuju masalah yang jauh lebih besar."

Rio berkata dalam hati, "Itu seperti apa yang pernah aku coba lakukan."

Mimpi Melihat Bintang

Jaka terpesona melihat bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit. Terlihat begitu indah baginya. Namun dinginnya malam membuat dia harus kembali ke kamar dan tidur di atas kasur empuknya.

Di dalam mimpinya dia melihat sebuah bintang yang cemerlang. Dia melihatnya berjalan, duduk, diam, berlari, tapi dia tak bisa melihat wajah sang bintang. Ketika bangun, Jaka termenung, berharap di malam selanjutnya dia dapat melihat wajah sang bintang.

Baca Juga Flash Fiction di Bawah Ini